Sabtu, 27 Oktober 2012

Supply Side Policy


Tugas Kelima
26 Oktober 2012

Kebijakan dari Sisi Penawaran

Menurut Wikipedia.com kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Dalam ilmu ekonomi kita mengenal dua kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi seperti inflasi.

Dua kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi:
1.      Kebijakan Moneter
2.      Kebijakan Fiskal

Kebijakan dari sisi penawaran akan berdampak pada:
1.      Investasi
2.      Kesejahteraan
3.      Pendidikan
4.      Pasar tenaga kerja
5.      Produktivitas/efisiensi
6.      Perkembangan teknologi

Dalam kebijakan fiskal terdapat kebijakan yang pernah dipakai saat ekonomi Amerika Serikat (AS) sedang hancur, yaitu kebijakan dari sisi penawaran (Supply-Side Policy). Kebijakan dari sisi penawaran adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan cara menaikan penawaran agregat. Kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat. Contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karena mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat dibelanjakan.


Pada awalnya saat terjadi krisis pada AS tahun 70-an, pemerintah AS memakai kebijakan moneter untuk menurunkan laju inflasi. Cara itu gagal dan barulah dipakai kebijakan fiskal. Kebijakan dari sisi penawaran muncul tahun 1970-an, dan semakin populer tahun 80-an dimasa pemerintahan Reagen di Amerika Serikat. Karena pandangan pakar-pakar aliran sisi penawaran langsung dijalankan oleh Reagan, maka pandangan ekonomi mereka juga sering dijuluki Reagonimics. Bagaimanapun, tidak ada definisi yang spesifik dari Reaganomics ini selain kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah Reagan, terutama tahun 1981-1982. Kebijaksanaan yg dianut oleh Reagan untuk menghadapi inflasi & kelesuan ekonomi pada tahun 80-an sesuai anjuran aliran baru Dikenal dengan sisi penawaran (supply-side economics).

Kebijakan sebelumnya yaitu kebijakan fiskal dan moneter hanya terpaku pada perekonomian dari sisi permintaan. Kebijakan dari sisi penawaran menawarkan pandangan bahwa bukan segi permintaan yang harus diperbaiki melainkan melalui sisi penawaran.

Kebijakan dari sisi penawaran ini berpendapat bahwa lebih baik meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaat sumber daya daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Dalam mengatasi inflasi dan pengangguran, kebijakan dari sisi penawaran menawarkan program baru yaitu penurunan pajak. Alasannya, penurunan pajak akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi. Hal tersebut mendorong peningkatan dalam produksi. Peningkatan tersebut berakibat pada turunnya angka pengangguran. Hal itu juga berdampak pada redanya inflasi.

Tekanan utama kebijakan dari sisi penawaran adalah kebijaksanaan pertumbuhan jangka panjang. Hal itu dilakukan dengan mempromosikan kesempatan kerja penuh dan perubahan teknologi.

Menurut Robert A. Mundel jika terjadi krisis ekonomi lebih baik menggunakan kombinasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan moneter dalam bentuk kebijakan uang ketat untuk membendung inflasi. Sedangkan kebijakan fiskal menggunakan program pengurangan pajak agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tujuan dari kebijakan dari sisi penawaran adalah dalam program pemotongan pajak akan menguntungkan semua pihak. Pekerja memeperoleh pendapatan sesudah pajak (income after tax) yg lbh tinggi. Pemerintah juga memperoleh penerimaan total pajak yg juga lebih besar. Jam kerja yg lama berarti output nasional akan meningkat dan perekonomian akan berkembang.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kebijakan ini akan berpengaruh pada pengguna dana sendiri oleh swasta terhadapa peningkatan outpun nasional, memperluas kesempatan kerja, dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Lain halnya jika mendahulukan pungutan pajak untuk kemudian dialokasikan pemerintah dalam berbagai program pembangunan.

Jika melihat dari kurva diatas bisa disimpulkan bahwa dengan memakai kebijakan dari sisi penawaran walaupun tingkat inflasi masih tinggi, tetapi pendapatan negara bertambah. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dengan kebijakan penurunan pajak maka perusahaan akan dengan mudah membeli bahan baku dan menambah tenaga kerja. Otomatis pendapatan negara akan naik.

Kesimpulannya, kebijakan dari sisi penawaran ini dapat dijadikan alternatif terbaik jika terjadi masalah ekonomi dalam sebuah negara. Hal ini dikarenakan dengan memakai kebijakan ini bisa sekaligus menaikan pendapatan sebuah negara.

Sumber:
http://speunand.blogspot.com/2011/01/aliran-sisi-penawaran.html
http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/05/15/kebijakan-fiskal/

Mekanisme Transmisi Tingkat Suku Bunga



Tugas Keempat
25 Oktober 2012

Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 1





            Modal merupakan perpindahan dana dari masyarakat, unit bisnis, dan pemerintah ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini, bank menjadi kreditur dalam titik perputaran dana. dana yang telah diterima dari masyarakat akan digunakan untuk menyalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana. Dalam hal ini masyarakat yang kekurangan dana mempunyai alternatif untuk meminjam dana dari bank. Begitupun sebelumnya masyarakat yang kelebihan dana akan menyimpan dana ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Masyarakat yang meminjam dana dibebankan bunga sebagai harga dana yang dipinjam. Jadi, tingkat bunga adalah harga dari pinjaman.
                Suku bunga memperngaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga untuk meminjam uang di bank. Makin rendah suku bunga, maka semakin tinggi keingnan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Seseorang atau rumah tangga akan meminjam uang di bank saat mereka ingin membeli sesuatu dengan memilih untuk menarik kredit atau pinjaman janga panjang. Semua kegiatan itu berujung pada kegiatan konsumsi.
         Pada perusahaan peminjaman ini dimaksudkan untuk memenuhi kegiatan investasi dan konsumsi. Dalam kegiatan investasi perusahaan biasanya membandingkan tingat suku bunga di bank dengan pasar modal. Jika tingkat suku bunga di bank lebih rendah perusahaan akan memilih untuk meminjam uang di bank untuk berinvestasi kembali.. Sedangkan jika tingkat suku bunga di bank lebih tinggi perusahaan akan lebih cenderung menerbitkan obligasi atau saham. Dalam kegiatan konsumsi perusahaan akan menambah pinjaman yang sebelumnya untuk digunakan sebagai biaya. Biaya tersebut sebagian digunakan untuk kegiatan oprasional perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan. Sebagian lagi digunakan untuk membayar gaji karyawan. Karyawan tersebut menggunakan gajinya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

 Mekanisme transmisi tingkat suku bunga 2




              Suku bunga memperngaruhi tingkat pengambilan hipotek. Pengambilan hipotek bisa dengan mengakumulasi hipotek yang sebelumnya atau dengan mengambil hipotek baru. Mengakumulasi hipotek sebelumnya biasanya dilakukan untuk  pendapatan pribadi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu, juga digunakan untuk modal properti yang nanti keuntungannya dipakai untuk konsumsi. Kalau mengambil hipotek baru, biasanya digunakan untuk permintaan New Housing, untuk investasi.  Jika suku bunga lagi tinggi, maka masyarakat akan cenderung lebih menggunakan uangnya untuk ditabung di bank, yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan konsumsi juga.

 Mekanisme transmisi tingkat suku bunga3



             Tingkat suku bunga mempengaruhi nilai tukar. Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.
             Saat nilai tukar mengalami apresiasi, harga impor dalam negeri akan menurun sehingga permintaan impor akan mengalami kenaikan. Harga ekspor dalam negeri akan meningkat sehingga permintaan akan ekspor akan menurun.
                  Saat nilai tukar mengalami depresiasi, harga impor dalam negeri akan meningkat sehingga permintaan impor akan menurun. Harga ekspor dalam negeri akan menurun sehingga permintaan ekspor akan meningkat. Kedua hal tersebut akan bertemu di neraca pembayaran.

Siklus Ekonomi


Tugas Ketiga
18 Oktober 2012


Keterangan Sirkulasi Makro Ekonomi

1.      Rumah Tangga Konsumen menyalurkan factor-faktor produksi seperti  (SDA, SDM, Modal, dan Skill) ke Perusahaan

2.      Perusahaan akan  memberikan imbalan balas saja atas factor-faktor produksi seperti sewa, gaji/upah, bunga dan laba ke sector Rumah Tangga Konsumen

3.      Perusahaan menyalurkan kembali output Barang dan Jasa Hasil Produksi ke sector Rumah Tangga Konsumen untuk disalurkan kepada masyarakat

4.      Rumah Tangga Konsumen melakukan kegiatan penjualan hasil produksi untuk konsumsi dan menyalurkan hasil penjualannya kembali kepada sector perusahaan

5.      Hasil pendapatan dan keuntungan dari sector Rumah Tangga Konsumen akan disimpan dalam bentuk tabungan ke Lembaga Keuangan

6.      Lembaga Keuangan meyalurkan kegiatan simpan pinjam untuk para penanam modal yang membutuhkan pinjaman

7.      Penanam Modal akan melakukan Investasi  ke dalam Perusahaan dari hasil pinjaman Lembaga Keuangan untuk tujuan spekulasi

8.      Hasil dari output barang dan jasa hasil produksi dari para produsen dalam sector Perusahaan akan dikenai pajak oleh Pemerintah dan Perusahaan wajib memayar pajak atas barang/jasa yang dihasilkan dan akan dicatat sebagai penerimaan pemerintah

9.      Rumah Tangga Konsumen juga dikenai pajak individu oleh pemerintah dan dari pajak itu akan disalurkan kembalin dalam bentuk transfer payment seperti subsidi, dana social, tunjangan pensiun untuk diberikan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan

10.  Masyarakat Rumah Tangga Konsumen melakukan kegiatan pembelian barang internasional yang dipasok oleh luar negeri atau disebut Impor

11.  Perusahaan dalam negeri akan menyalurkan hasil produksi ke luar negeri agar dapat bersaing dengan ekonomi internasional yang disebut kegiatan Expor

Demikianlah sirkulasi kegiatan ekonomi makro yang dilakukan dari dalam negeri hingga ke internasional yang dilakukan oleh berbagai sector muali dari sector Rumah Tangga Konsumen, sektor Perusahaan, Sektor Pemerintah, dan Expor Impor.

Paper Pergeseran Kurva H


Tugas Kedua
16 Oktober 2012



Latar Belakang  Masalah

          Keseimbangan antara permintaan dan penawaran akan menghasilkan suatu tingkat harga pasar yang stabil. Pada tingkat harga tersebut kuantitas jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan yang disebut juga harga keseimbangan. Sedangkan apabila jumlah yang diminta lebih besar dari jumlah yang ditawarkan, maka terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) disini harga akan naik menuju titik keseimbangan. Apabila jumlah yang diminta lebih kecil dari jumlah yang ditawarkan, maka terjadi kelebihan penawaran (Excess Supply), disini harga akan turun menuju titik keseimbangan.
          Harga equilibrium ini cenderung tertuju pada pasar aktual, sekali tercapai harga tersebut akan bertahan, kecuali jika terganggu oleh beberapa perubahan yang terjadi pada kondisi pasar. Harga yang lain dari harga equilibrium disebut Dis equilibrium price, yaitu harga yang terjadi ketika kuantitas yang diminta tidak sama dengan kuantitas yang ditawarkan.


Metodologi

Sumber pengambilan data
Data bersifat sekunder dimana dicari dan dikolektifkan dengan tujuan membantu pencarian solusi serta kesimpulan akhir mengenai keseimbangan harga dan kuantitas. Jumlah permintaan yang meningkat kurang dari jumlah penawaran yang turun maka menyebabkan harga naik dan kuantitas turun. Misalkan saja pada saat terjadi kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak), dimana masyarakat sangat membutuhkan namun dengan kuantitas yang terbatas maka harga di pengecer menjadi naik karena nilai utilitasnya sangat diperlukan saat itu juga.

Variabel
Terjadinya Kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak)

Metode pembahasan
Jenis model penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif namun lebih berkonsentrasi kepada metode deskriptif serta teori dasar. Sehingga dengan adanya landasan teori dasar dapat diasosiasikan dengan gejala, kejadian, dan peristiwa mengenai kelangkaan BBM yang telah terjadi.


Pembahasan


          Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price. Pada saat jumlah permintaan kurang dari jumlah penawaran yang mengalami penurunan maka menyebabkan harga pada kondisi tersebut menjadi naik dengan kuantitas barang yang mengalami penurunan.

          Kasus tersebut dapat dicerminkan pada saat terjadinya kelangkaan BBM. Pada saat terjadi kelangkaan maka jumlah kuantitas BBM berkurang. Karena kebutuhan dan utilitasnya yang sangat bernilai maka konsumen pun mencari alternatif pembelian kepada pengecer walau harga yang ditawarkan sangat tinggi. Misalkan, tahun ini  pemerintah dan DPR sepakat mengalokasikan kuota subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 40 juta kilo liter. Hingga Agustus realisasi dari kuota tersebut sudah mencapai 29,32 juta kilo liter. Dengan empat bulan waktu tersisa, kuota yang ada diperkirakan tidak akan mampu mencukupi kebutuhan. PT Pertamina (Persero) menyatakan konsumsi subsidi BBM di masyarakat saat ini mencapai 3,6 juta kilo liter per bulan. Realisasi subsidi BBM saat ini sudah mencapai 29,32 juta kilo liter. Dengan kata lain, stok subsidi BBM saat ini hanya tinggal menyisakan sekitar 10 juta kilo liter lagi.

          Salah satu daerah yang terancam kelangkaan BBM bersubsidi DKI Jakarta. Kuota subsidi BBM di ibu kota diperkirakan habis pada 15 September. Beberapa daerah lain juga mengalami hal yang sama. Yakni Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Jawa Barat.Pemerintah mengambil langkah cepat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku hanya memiliki satu jurus untuk mencegah terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi yakni mengajukan tambahan kuota subsidi BBM.Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini menyebutkan, pemerintah telah mengusulkan tambahan kuota subsidi BBM sebesar 4 juta kilo liter dengan porsi terbesar untuk jenis Premium.


Kesimpulan

          Untuk mengatasi masalah kelangkaan BBM, pemerintah perlu menganalisa dan memilih strategi mana yang merupakan usaha untuk menjadi jalan keluar dan menentukan tindakan alternatif yang paling baik mengatasi kelangkaan ini. Dalam menganalisis dan memilih jalan keluar yang terbaik, diperlukan teknik-teknik dari tahapan jenjang yang dapat membantu manajemen pemerintah. Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasi ke dalam kerangka pengambilan keputusan melalui 3 tahapan yang penting, yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan.

Tahap pertama yang merupakan tahap input merupakan tahap yang berisi informasi dalam hal ini masalah akan kelangkaan dari minyak tanah di Indonesia.

Tahap kedua yang merupakan tahap pencocokan, berisi informasi yang dikembangkan berdasarkan yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Teknik tahap pencocokan ini meliputi : matriks Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threaths) atau disebut SWOT dan kemudian mengembangkannya ke dalam 4 jenis strategi : Strategi SO (Stength Opportunities) Kekuatan Peluang, Strategi WO (Weakness Opportunities) Kelemahan Peluang, Strategi ST (Strength Threats) Kekuatan Ancaman dan Strategi WT (Weakness Threats) Kelemahan Ancaman.

Tahap ketiga merupakan tahap keputusan yang menggunakan informasi dari tahap pertama dan matriks strategi dari tahap kedua. Teknik ini dapat menyimpulkan bahwa matriks SWOT dalam hal ini strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT merupakan taktik bagus yang telah dilaksanakan Pemerintah maupun yang akan segera dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan strategi-strategi tersebut kita semua dapat juga mengetahui bahwa apa yang menjadi ancaman dan kelemahan dari kelangkaan minyak tanah dapat diatasi dengan peluang dan kekuatan yang menjadi strategi manajemen Pemerintah.


Sumber :
http://filona93.blogspot.com
http://ekaagustianingsih.blogspot.com/
http://rhurhy.blogspot.com/2012/07/demand-supply-and-equilibrium-price.html
http://www.merdeka.com/uang/mungkinkah-terjadi-kelangkaan-bbm.html
http://manado.tribunnews.com/2011/11/20/strategi-pemerintah-dalam-mengatasi-kelangkaan-minyak-tanah
http://mypariwisata-of-economic.blogspot.com/2010/12/permintaanpenawarandan-equilibrium.html

Paper Pergeseran Kurva G


Tugas Kedua
16 Oktober 2012



Latar Belakang Penelitian

      Ilmu ekonomi sangat penting bagi manusia untuk mengelola sumber daya alam yang sifatnya terbatas agar dapat digunakan secara efisien.  Faktor penggerak kegiatan ekonomi timbul karena adanya kebutuhan ekonomi yang sifatnya tidak terbatas dengan kelangkaan atau ketersediaan sumberdaya  yang terbatas, pilihan (alternatif) penggunaan sumberdaya untuk tujuan tertentu, dan konsep ekonomi yang dibedakan menjadi kebutuhan dan keinginan. Sumber daya ekonomi adalah input (faktor – faktor) yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa yang diinginkan. Dengan adanya keterbatasan sumber daya akan menimbulkan nilai dari sumber daya itu.  Nilai ini bergantung dari seberapa banyak kebutuhan manusia dan seberapa banyak keterbatasan sumber daya.

     Dewasa ini dalam pembicaraan tentang perekonomian tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai permasalahan – permasalahan perekonomian yang sangat kompleks. Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka yaitu pemecahan terhadap pertanyaan what, how, dan whom. Produksi barang dan jasa harus memberikan kegunaan dan manfaat bagi pemakai / konsumen. Barang adalah benda – benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat.  Barang dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu barang ekonomis dan barang bebas. Barang ekonomis adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka , barang yang tersedia dalam jumlah yang sedikit daripada jumlah maksimum yang dibutuhkan masyarakat,  contoh barang konsumsi dan barang modal. Barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah yang melebihi kebutuhan manusia, contohnya: udara, sinar matahari, air laut, dll. Sedangkan jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu  barang karena tidak berwujud tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.  Metode dan teknologi juga sangat membantu dalam proses produksi.

   Masalah- masalah ekonomi merupakan gangguan keseimbangan sistem. Masalah akan pulih jika keseimbangan dipulihkan. Kekuatan yang mampu mengendalikan sistem ekonomi, disebutnya sebagai tangan gaib (Invisible hand). Salah satu permasalahan ekonomi yang terkait adalah mengenai pasar. Pasar dalam pengertian ilmu ekonomi adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran. Sedangkan mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Oleh sebab itu bila membicarakan tentang pasar pasti erat kaitannya dengan masalah permintaan dan penawaran.

      Sejak zaman dahulu manusia telah mengenal istilah pasar. Pasar sejak zaman dahulu merupakan tempat bertemunya antara permintaan (konsumen) dan penawaran (penjual). Walaupun demikian manusia pada waktu lampau belum mengenal istilah uang. Mereka melakukan transaksi dengan cara barter. Barter adalah bertukar barang untuk mendapatkan suatu barang yang diinginkan. Dengan adanya perkembangan zaman, akhirnya manusia mengenal istilah uang. Lalu mereka menggunakan uang untuk melakukan proses permintaan dan penawaran tersebut.

Metodologi Penelitian

Sumber Pengambilan Data

          Metode yang digunakan adalah wawancara dan studi pusataka. Beberapa orang secara acak ditanya mengenai permasalahan tersebut. Lalu sebagai referensi tambahan, digunakan metode studi pustaka dengan menggunakan referensi buku untuk teori mendasar. Selain itu data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Keduanya dipakai untuk mempertajam penelitian. Data primer diambil dari wawancara beberapa orang dan data sekunder diambil dari sebuah buku Pengantar Ekonomi Mikro.
Metode Pembahasan

          Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Dilihat dari taraf pemberian informasi, penelitian ini menggunakan penelitian deskritif. Penelitian deskriptif ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan yang ada.

Pembahasan

          Harga ekuilibrium atau harga keseimbangan adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan produsen dengan konsumen. Pada harga keseimbangan produsen menawarkan barang kepada konsumen atas permintaannya dan bersedia membayar harganya. Dalam kurva keseimbangan terdapat titik temu antara kurva pemintaan dan kurva penawaran yang disebut titik keseimbangan.



            Dalam gambar diatas terlihat bahwa jumlah permintaan naik lebih besar dari jumlah penawaran yang turun. Akibatnya harga akan naik dan begitu juga dengan kuantitasnya. Contohnya Beras. Di Indonesia beras adalah kebutuhan pokok. Setiap orang butuh beras untuk dijadikan bahan makanan sehari-hari. Orang Indonesia selalu mengkonsumsi nasi. Jadi, biarpun harga beras naik yang mengakibatkan jumlah permintaan naik, tidak akan begitu berpengaruh. Sudah sering terjadi harga beras naik tetapi masyarakat masih membeli beras tersebut.

            Seperti yang terlihat pada gambar diatas. Titik ekuilibrium pertama dan kedua terlihat jelas adanya perubahan harga terhadap kuantitas. Jika perubahan harga lebih besar daripada kuantitas berarti kurva tersebut menunjukan barang inelastis. Karena nilai perubahan harga terhadap kuantitas tidak begitu berpengaruh. Kurva tersebut menggambarkan produk yang sifatnya inelastis dimana walau harga berubah jauh atau menyebabkan naiknya kuantitas tapi tidak mengalami perbuahan yang banyak.


Kesimpulan

            Kebutuhan akan beras sangatlah tinggi di Indonesia untuk itu seharusnya tidak ada lagi wacana naiknya harga beras. Walaupun jika ada kenaikan harga warga tetap membeli, tetapi sebagian masyarakat yang ekonominya masih rendah menjadi sulit untuk memperoleh beras. Selain itu petani padi sangatlah tidak diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini pemerintah tidak sepenuhnya menghargai pekerjaan petani. Buktinya saja padi dihargai rendah jika dibanding dengan penjualannya oleh pedagang di pasar. Seharusnya pemerintah menghargai petani padi yang sudah susah payah menanam padi untuk masyarakat. Sebagai masyarakat pun kita harus menghargai petani. Karena merekalah kita masih tetap bisa makan nasi.

Referensi:
http://widyamauretya.blogspot.com/search/label/Analisis%20Jurnal
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES
http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html

Paper Pergeseran Kurva F


Tugas Kedua
16 Oktober 2012


Latar Belakang

Perkembangan tekhnologi dan pasar menyebabkan berbagai permintaan dan penawaran terhadap barang maupun jasa menjadi tidak signifikan. Hal ini dilandasi karena munculnya berbagai jenis barang dan jasa yang mempunyai manfaat dan tujuan yang sama. Produsen pun dituntut untuk selalu mengeluarkan inovasi dan mempelajari cara bagaimana produksi mereka dapat bertahan dipasar sehingga permintaan dan quantitas terhadap suatu barang tetap atau bahkan meningkat. Titik keseimbangan pasar terjadi Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
Metodologi

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yaitu metode yang lebih tergantung pada data yang telah diobservasi dengan menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut.

Variabel

Dalam menganalisis permintaan dan penawaran yang terjadi dipasar, maka variabel yang diambil adalah permintaan dan penawaran pada sektor industri khususnya pada perusahaan yang memproduksi baju.

Rumusan Masalah

·        Bagaimanakah cara mempertahankan quantitas suatu permintaan dan penawaran pada suatu produksi?
·        Bagaimanakah keadaan pasar terutama dalam sektor permintaan dan penawaran, yang diakibatkan karena perkembangan tekhnologi sehingga munculah berbagai macam ragam barang yang diproduksi tersebut?

Pembahasan
Dengan meningkatnya pemintaan akan suatu kebutuhan, maka produsen berlomba-lomba untuk menciptakan suatu inovasi dengan hasil produksi yang mempunyai manfaat dan tujuan yang sama. Untuk itu produsen dituntut untuk bagaimana bisa mempertahankan pemintaan terhadap suatu barang yang mereka produksi, agar produksi mereka tidak kalah dan bisa bersaing dipasar. Berbagai macam strategipun dikeluarkan untuk dapat menarik perhatian konsumen. Mulai dari memberikan discount atau potongan harga terhadap konsumen, memberikan bonus atau free barang kepada konsumen yang membeli dalam jumlah banyak, menurunkan harga barang, memasang iklan pada media, terjun langsung melakukan promo didalam masyarakat, menggunakan perantara untuk mendistribusikan produk. Bebagai barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar dengan berbagai macam ragam juga berdampak pada konsumen. Konsumen akan bingung untuk memilih barang dan jasa mana yang akan mereka pilih untuk dikonsumsi. Contohnya pada produk ZARA yang mempoduksi baju dan celana. Dengan menjamurnya produk-produk yang menjual dan menghasilkan produksi yang sama, maka ZARA melakukan stategi buy 1 get 1 free, discount up to 90%, atau bahkan memberikan hadiah untuk transaksi yang ditetapkan. Dengan begitu konsumen produk tersebut tidak akan pindah ke toko lain yang menjual dan mempoduksi produk yang sama.

Hasil dan Kesimpulan


Jika permintaan tehadap suatu produk turun, maka produsen akan meningkatkan penawaran barang yang diproduksinya kepada konsumen dan menurunkan harga, agar  terciptanya target quantitas yang diharapkan dalam hal ini berarti tetap atau lebih. Contohnya produsen baju, ketika banyaknya produsen baju yang menjamur di pasar, mereka yang tidak ingin kehilangan pelanggan atau konsumen diharuskan untuk lebih inovasi dan mengembangkan ide-ide pikiran untuk membuat produksi yang sejenis, terlihat berbeda dari yang lain. Selain itu produsen juga diharuskan untuk bisa mengatur dan mengambil langkah dalam strategi. Contohnya seperti strategi pemasaran dan penjualan agar produk yang dihasilkan bisa tetap bersaing dipasar.

Paper Pergeseran Kurva E


Tugas Kedua
16 Oktober 2012





A. Latar Belakang
   Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Ketika harga di bawah harga keseimbangan, akan terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran.
    Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Perubahan permintaan dapat disebabkan oleh perubahan pendapatan, selera, harga barang lain yang dapat menggantikan, harga barang lain yang melengkapi, jumlah pembeli, dan perkiraan harga pada masa yang akan datang. Sedangkan penawaran dapat berubah akibat adanya perubahan harga bahan baku, teknologi, jumlah penjual, perkiraan harga pada masa yang akan datang, pajak dan subsidi, dan kebijakan pemerintah.
   Paper ini dibuat untuk mengetahui penjelasan lebih mendalam mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun.


B. Rumusan Masalah
  Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun, maka rumusan masalah dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan dan kurva mengenai pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun?
2.   Apa contoh dari perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga dan jumlah barang keseimbangan ketika permintaan yang naik sama dengan penawaran yang menurun?

C. Metodologi
   Dalam proses pembuatan paper ini, kami menggunakan jenis data sekunder dengan metode percarian informasi melalui buku.

D. Pembahasan
 
     Ketika permintaan naik sama dengan penawaran turun maka harga naik dan kuantitas tetap. Harga ekuilibrium mengalami kenaikan yaitu dari pertemuan D1, S1 dengan D2, S2. Kenaikan harga ekuilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga ekuilibrium.
  Bertambahnnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas ekuilibrium, sedangkan berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kuantitas ekuilibrium. Sehingga, karena adanya peningkatan jumlah permintaan yang sama dengan jumlah penurunan penawaran, maka kuantitas ekuilibrium akan tetap.
     Hal tersebut dapat dilihat dalam kasus peningkatan harga cabe pada saat menjelang lebaran. Menjelang lebaran, permintaan cabe akan meningkat sehingga mengakibatkan menurunnya penawaran cabe. Hal itu dikarenakan produsen memiliki kuantitas yang tidak bertambah atau tetap. Permintaan yang  naik, membuat produsen ingin mendapatkan untung lebih sehingga produsen menaikkan harga cabe.

E. Kesimpulan
  Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Ketika permintaan naik sama dengan penawaran turun maka harga naik dan kuantitas tetap. Kenaikan harga ekuilibrium ini dapat dipastikan mengingat bahwa baik bertambahnya permintaan maupun berkurangnya penawaran menyebabkan meningkatnya harga ekuilibrium.
  Bertambahnnya permintaan bertendensi meningkatkan kuantitas ekuilibrium, sedangkan berkurangnya penawaran bertendensi menurunkan kuantitas ekuilibrium. Sehingga, karena adanya peningkatan jumlah permintaan yang sama dengan jumlah penurunan penawaran, maka kuantitas ekuilibrium akan tetap.


Sumber :
Reksoprajitno, Soedijono. Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku Harga Pasar dan Konsumen.  Jakarta: Penerbit Gunadarma.
Raharja, Pratama. Teori Ekonomi Mikro, edisi keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2010.

Paper Pergeseran Kurva D


Tugas Kedua
16 Oktober 2012


LATAR BELAKANG
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Dengan kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.


PERUMUSAN MASALAH
Permintaan di tempatkan sebagai fungsi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud adalah harga, barang atau jasa, selera dan pendapatan. Dalam kaitannya dengan faktor ekonomi pada masalah permintaan ini berlaku ceteris paribus. Dalam kondisi seperti ini, harga merupakan faktor dominan dalam permintaan, sementara faktor yang lain dianggap tidak berubah.

Pada harga tinggi, banyak pembeli yang tidak mampu membeli atau mungkin cenderung mencari barang substitusi dengan harga terjangkau. Sedangkan, pada harga rendah, pembeli yang tadinya kurang mampu menjadi mampu untuk membeli.

Bagi pembeli perorangan, kenaikan harga akan memperkecil daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk alat pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan tetap).
Adanya harga barang substitusi yang harganya jauh lebih rendah akan lebih menarik apabila harga suatu barang atau jasa semakin tinggi. Akhirnya pembeli akan beralih dari barang atau jasa yang telah biasa dikonsumsi ke barang atau jasa substitusi.

METODOLOGI
Didalam pengertiannya Kurva penawaran ialah kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan, dimana  jumlah tersebut merupakan jumlah suatu barang yang sanggup ditawarkan oleh produsen pada suatu tingkat harga dan waktu  tertentu. Sedangkan Kurva permintaan ialah kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah yang diminta.

Dasar Hukum
Dasar hukum pada Kurva Penawaran ialah “Apabila harga suatu barang x meningkat, maka  jumlah barang x yang ditawarkan produsen  meningkat. Dan apabila harga barang x turun, maka jumlah barang x yang ditawarkan akan menurun”.

Dasar hukum pada Kurva Permintaan ialah “Apabila harga suatu barang x meningkat, maka jumlah barang x yang diminta konsumen menurun. Dan apabila harga barang x turun, maka jumlah barang x yang diminta akan meningkat”.
Variabel
Variable yang digunakan adalah beras.

PEMBAHASAN


Kurva diatas menunjukkan turunnya tingkat penawaran tanpa mempengaruhi permintaan, atau dengan kata lain permintaan tetap. Hal itu mengakibatkan harga di pasaran naik dan barang yang tersedia menurun. Sebagai sampel dari kurva diatas, contoh kasus yang sering terjadi adalah kenaikan harga makanan pokok seperti beras.

Pada saat terjadinya kelangkaan beras, penawaran yang terjadi di pasaran akan menurun sedangkan permintaannya tetap. Akibatnya, harga beras akan melambung tinggi dan produsen akan memainkan harga sesukanya. 
Kelangkaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor pemicu, antara lain :
Laju pertambahan penduduk Indonesia yang tidak seimbang dengan luas lahan yang semakin menyempit membuat masyarakat dilanda kekhawatiran akan kekurangan pangan. Artinya, ada pertambahan penduduk pemakan nasi sekitar tiga juta jiwa lebih per tahun. Kekhawatiran ini juga menimpa para petani yang tak jarang mengalami gagal panen akibat serangan hama dan cuaca tak menentu. Kegagalan panen berimbas pada kelangkaan dan meningkatnya harga jual beras.

Disamping faktor tanah, produktivitas pertanian sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan berbagai unsur iklim. Namun dalam kenyataannya, iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi. Hal tersebut disebabkan kurang selarasnya sistem usahatani dengan iklim akibat kurang mampunya kita dalam memahami karakteristik dan menduga iklim, sehingga upaya antisipasi resiko dan sifat ekstrimnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Akibatnya, sering tingkat hasil dan mutu produksi pertanian yang diperoleh kurang memuaskan dan bahkan gagal sama sekali.

Sesuai dengan karakteristik dan kompleksnya faktor iklim, maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam memodifikasi dan mengendalikan iklim sangat terbatas. Oleh sebab itu pendekatan yang paling efektif untuk memanfaatkan sumber daya iklim adalah menyesuaikan sistem usahatani dan paket teknologinya dengan kondisi iklim setempat.

Selain itu Penimbunan beras bukanlah hal yang asing di Indonesia. Biasanya penimbunan dilakukan ketika Regulasi yang mengatur penimbunan komoditas pangan masih lemah dan pemerintah juga akan kesulitan melakukan identifikasi pelanggaran. Bila para pedagang yang memiliki gudang dengan kapasitas besar membuat alasan bahwa beras yang mereka timbun adalah sebagai konsekuensi komitmen penyediaan stok beras karena sudah terikat kontrak-kontrak distribusi. Penimbunan beras ini juga merupakan salah satu faktor terjadinya kelangkaan beras di Indonesia.

Tidak hanya itu, sawah yang biasa berproduksi menggunakan irigasi teknis kekurangan pasokan air dan mengering. Akibatnya volume panen gabah kering berkurang, maka dampaknya kelangkaan beras di pasar kemungkinan terjadi.

KESIMPULAN
Negara Indonesia adalah negara agraris, namun pada kenyataannya sering terjadi kekurangan beras yang merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Akibatnya pemerintah mengimport beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Kalau hal ini terus berlangsung maka akan semakin merusak stabilitas ekonomi yang tentunya dapat memicu ketidakstabilan politik.

Maka langkah utama yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah adalah
  • Pembebasan bea masuk impor beras selama harga beras naik.
  • Mengurangi ekspor beras.
  • Penyediaan bibit unggul beras yang harganya terjangkau untuk petani.
  • Pemberian pupuk yang harganya terjangkau untuk petani.
  • Memberikan pinjaman modal untuk petani untuk meningkatkan produksi berasnya.
  • Membeli beras petani dengan harga yang pantas, agar petani tidak rugi, sehingga petani mau terus menanam padi.



 REFERENSI
http://riyandari.blogspot.com/2010/05/harga-keseimbangan.html
http://id.scribd.com/doc/82903877/an-Dan-Penawaran
http://arvisajah2.blogspot.com/2011/03/kurva-penawaran.html
http://id.scribd.com/doc/97407868/Makalah-kelangkaan-pangan-di-Indonesia