2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Inferior
Good (Barang Inferior)?
Inferior Goods (Barang Inferior) adalah barang
yang sangat rendah mutunya dan digunakan oleh golongan miskin atau yang
pendapatannya sangat rendah. Semakin kayanya seseorang, semakin sedikit barang
inferior yang dibeli dan dikonsumsinya. barang yang jumlah permintaannya akan
turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat Salah satu contoh barang
inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah,
tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat
pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun
karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang
lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Subtitutes
Good (Barang Pengganti)
Substitutes Good (Barang Pengganti) adalah barang
yang dapat menggantikan atau digantikan barang lain apabila barang penggantinya
sukar diperoleh atau harganya meningkat.
Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila dia
dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan the adalah barang yang
dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka minum teh selalu dapat
menerima minuman kopi apabila the tidak ada. Sebaliknya, seorang peminum kopi
tidak akan menolak meminum teh apabila kopi tidak ada. Harga barang pengganti
dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga
barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami
pengurangan dalam permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka
permintaan terhadap the akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga kopi naik
maka permintaan terhadap teh akan meningkat.
6. Jelaskan faktor faktor ceteris paribus
terhadap kurva penawaran
- Price of Relevant Resources (Harga barang yang terkait)
Barang-barang ada yang saling bersaing
(barang-barang pengganti) satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Barang-barang seperti itu dapat menimbulkan pengaruh yang penting kepada
penawaran suatu barang. Apabila harga
barang pengganti meningkat maka penjualan akan meningkatkan jumlah barang yang
ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti.
- Technology (Teknologi)
Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi ongkos
produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan
barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan
teknologi menimbulkan dua akibat, yaitu: (i) produksi dapat ditambah dengan
lebih cepat, dan (ii) ongkos produksi semakin murah, dan dengan demikian
keuntungan menjadi bertambah tinggi. Sehingga barang yang ditawarkan lebih
banyak.
- Number of Sellers (Banyaknya penjual)
Ketika semakin banyak penjual yang memproduksi
barang tersebut dengan mutu yang hampir sama, maka semakin banyak pula barang
yang dapat dihasilkan dan di tawarkan kepada konsumen dengan harga yang sama.
- Expectation of Future Price (Ekspektasi Harga Dimasa Depan)
Karena memiliki ekspektasi harga dimasa datang,
saat ini produsen membuat banyak persediaan barang, untuk meminimalkan
kemungkinan perubahan harga dimasa depan, dan meminimalkan ongkos produksi
dimasa depan, sehingga ongkos produksi dimasa depan dapat ditekan dan barang
yang ditawarkan pun banyak.
- Taxes (Pajak)
Semakin besarnya pajak yang ditetapkan pemerintah
memberatkan produsen, karena meningkatkan ongkos produksi, sehingga produk yang
dapat dihasilkan sedikit dan produk yang ditawarkan pun berkurang.
- Subsidies (Subsidi)
Ketika pemerintah memberikan subsidi kepada
bahan-bahan produksi, ini dapat mempermurah ongkos produksi, sehingga produsen
dapat memperbanyak produksi dan baramng byang ditawarkan pun akan bertambah.
8. Apakah pengaruh Taxes dan Subsidies terhadap
Inflasi dan Kebijakan Ekonomi?
Terhadap Inflasi
- Taxes (Pajak)
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh
pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai
komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat
meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif
lebih murah.
- Subsidies (Subsidi)
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur
tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi
biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang
untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk
impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi
produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
Terhadap kebijakan ekonomi
- Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan
pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan
pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik,
dengan instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti
yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada
saat kondisi yang lebih baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan pengeluaran
pemerintah (G). Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun
kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian
sedang menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah
adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi
kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan fiskal
kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian
mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang
dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat
pajak.
- Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau
mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan
mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Surplus
Produsen?
Surplus Produsen
Surplus Produsen adalah ukuran keuntungan yang
diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada pasar komoditas. Keuntungan
tersebut diperoleh mereka karena harga yang terbentuk di pasar melebihi harga
yang mereka tawarkan pada tingkat penjualan tertentu. Penjelasan tentang
surplus produsen dapat ditinjau dari sudut pandang yang sama dengan surplus
konsumen, yaitu pada kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit mereka
bersedia menawarkan sejumlah barang dengan harga yang lebih rendah daripada
harga keseimbangan pasar. Kondisi tersebut akan berakhir ketika keseimbangan
muncul.
Bagian b
Berdasarkan kurva di atas, ketika permintaan akan
suatu barang turun, tetapi penawaran akan barang tersebut stabil, maka harga
serta kuantitas dar barang tersebut pun akan turun karena orang – orang merasa
tidak terlalu penting untuk memiliki barang tersebut. Contohnya adalah
komputer. Sekarang, seiring perkembangan
zaman yang begitu pesat dan kebutuhan manusia akan informasi yang begitu besar,
menyebabkan tidak mungkinnya orang – orang membawa komputer kemana – mana, oleh
karena itu walaupun penawaran akan komputer tidak berubah, tetapi
permintaannnya akan berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah laptop dan
notebook yang beredar di pasaran. Dan
juga, harga serta kuantitas dari komputer itupun akan berkurang pula.
Bagian d
Penjelasan : Jika Penawaran mengalami penurunan
dari S1 ke S2 dan Permintaan tidak mengalami perubahan, maka akan terjadi
perubahan titik keseimbangan, Harga mengalami kenaikan dan Kuantitas mengalami
penurunan.
Contoh kasus : Penjualan Mangga yang bukan pada
musimnya akan mengalami penurunan karena sudah sulit memanennya, sehingga
kuantitasnya akan menurun dan karena permintaan tetap,harganya akan mengalami
kenaikan. Dalam kasus ini terjadi fenomena kelangkaan.
Bagian F
Penjelasan: Jika Permintaan mengalami penurunan
dari D1 ke D2 yang sama besar dengan
kenaikan Penawaran dari S1 ke S2, maka akan terjadi perubahan titik
keseimbangan, Harga mengalami penurunan, namun Kuantitas tidak mengalami
perubahan.
Contoh kasus : Penjulan produk mobil merek x yang
berlebihan akan menurunkan tingkat prestise produk tersebut, sehingga
permintaan akan mengalami penurunan sebesar kenaikan penawaran. Lalu dengan
keseimbangan yang baru, yaitu Harga yang mengalami penurunan, maka Kuantitas yang
terbentuk tetap sama, karena konsumen dapat mentolerirnya.
Bagian H
Penjelasan : Jika Permintaan mengalami kenaikan
dari D1 ke D2 yang jika dibandingkan dengan Penawaran yang berubah dari S1 ke
S2 adalah lebih besar perubahan Penawaran, maka akan terjadi perubahan titik keseimbangan, Harga mengalami
kenaikan dan Kuantitas mengalami penurunan.
Contoh kasus : Permintaan roti gandum yang
mengalami kenaikan akan menyebabkan bahan baku
gandum mengalami penurunan karena
terus menerus dipanen, sehingga penawarannya semakin berkurang. Karena semakin
langka, maka harga roti gandum akan terus melonjak dan kuantitasnya semakin
merosot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar